Kamis, 02 Januari 2014

CERPENKU "CINTA ABSTRAK"

Disuatu desa hiduplah seorang gadis remaja yang berusia 18 tahun yang bernama Riana. Di kampungnya  ia terkenal pendiam, ramah dan jujur. Dia pintar tapi dia hidup dikeluarga yang sederhana, didalam kesederhanaan tersebut Riana tumbuh menjadi sesosok wanita yang tegar dan pantang menyerah. Banyak hal  yang diajarkan oleh orang tuanya.

Pada suatu hari setelah lulus dari sebuah SMK di kotanya  Riana berbincang dengan ibunya,
“buk, saya sudah lulus dari SMK dan saatnya saya ingin bekerja membantu ibu, apakah ibu mengijinkan saya bekerja di Jakarta?’ Tanya Riana dengan ibunya.
Kemudian ibunya menjawab”kamu mau kerja apa disana, disana jauh ,kenapa tidak mencari disini saja dekat dengan, ibu”.
“Disana gaji lebih besar daripada disini bu” jawabnya.
Riana pun sejenak terdiam sambil melihat pandangan ibunya yang sayu. Dalam hati dia, ia tak tega melihat ibunya ia tinggalkan karena hanya ada adiknya dan ayahnya saja yang bisa menemani ibunya.

Hari berganti hari dan tak terasa sudah hampir 1 bulan lamanya ia menganggur tanpa mempunyai pekerjaan.
Di suatu malam ketika mereka sekeluarga makan bersama.
“pak,bu, apakah saya boleh?’’ tanya Riana.
Ayahnya menoleh dengan penuh kasihan. “terserah ibumu nak”.jawab ayahnya.
“Baiklah nak,ibu izinkan kau bekerja disana tapi hanya satu pesan ibu jangan pernah kamu meninggalkan sholat”. Kata ibunya
Dengan muka gembira dan lega Riana menjawab “Insyaallah bu, saya tidak akan meninggalkan sholat”.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba setelah sekian minggu mendaftar dan mencari lewat website. Dia diterima disebuah Pabrik Elektronik di Jakarta. Dengan penuh tangis ibunya menghantarkan dia ke Stasiun untuk berangkat menuju Jakarta.
“nak, hati-hati kau disana jaga betul-betul dirimu,gunakan uang sebaik mungkin”pesan ibunya.
“iya nduk, hati-hati disana dengan lelaki. Lelaki disana banyak yang berbahaya, jaga betul-betul hartamu”. Pesan ayahnya.
“Iya pak,bu Insyaallah do’a bapak dan ibu selalui menyertaiku...Ridwan jaga bapak dan ibu ya ,jangan nakal dirumah” jawab Riana sambil berpesan dengan adiknya
“iya kak” jawab adiknya


Waktu terus berlalu dan berputar, hari berganti hari, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Sudah 2 tahun Riana bekerja di Jakarta dan tidak terasa juga sudah 2 tahun dia menjalih hubungan dengan kekasih hatinya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Hubungan tali kasih mereka terpaksa kandas lantaran masa kerja Riana yg sudah habis dan dia memutuskan untuk pulang. Mereka memutuskan untuk tetap menjalin kasih walau jarak jauh dan walau tanpa ada hujung sebuah pernikahan.
Banyak memories yang mereka lalui berdua di Jakarta, dia menganggap kekasih dia adalah orang yang slalu menjaga dia disana. Sayangnya dia orang Malaysia dan tak mungkin orang tua Riana akan menyetujuinya.

“abang, maaf kan saya, saya tak bisa lanjutkan hubungan kita ini, karena tidak mungkin orang tua saya akan merestuinya, saya harap abang bisa faham” Sayu mata Riana di suatu tempat makan di malam terakhirnya bertemu sang kekasih.
“abang bisa faham dengan keadaan Riana, semoga setelah sampai di desa nanti kamu dapatkan sosok penggantiku yang jauh lebih baik dariku” jawab lelaki itu.
“thanks abang selalu ada untukku,selalu ada disampingku dan selalu sabar menghadapiku”
“sama-sama sayang Riana” jawab kekasihnya.

Pukul 02.00 siang Riana bertolak dari Jakarta. Ibunya sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya. Tepat pukl 04.00 sore Riana yang dijemput ayahnya tiba dirumah.
Peluk haru tangis dan bahagia bercampur jadi satu lantaran ibunya yang sangat merinduinya karena sudah 2 kali lebaran mereka tidak berkumpul bersama.

<Singkat cerita>
Riana melanjutkan kuliah di suatu Universitas Swasta di dekat kotanya, Bukan S1 yang dia ambil melainkan hanya D3 yang dpt ia tempuh sesuai dengan bugdetnya. Dikampus itu ia mulai menemukan tambatan hatinya yang baru,sayangnya orang itu ialah Dosen dia sendiri. Tidak mungkin dia mengatakan suka dengan Dosennya sendiri. Karena dia tau dia tidaklah cantik dan tidak sebanding dengan dosennya yang single tampan menawan itu.

“Kapan aku bisa menjadi kekasihmu Wahai Dosenku” gumamnya dalam hati ketika Dosen tampan itu mengajar. ( hahahha merenung gila)

Tapi suatu ketika ia mendengar bahwa Dosen tersebut sudah mempunyai kekasih yang mana adalah temannya sendiri. Riana pun tak berani untuk bertanya tentang kebenaranya. Dia hanya bisa tersenyum sayu dan tidak bersemangat dalam mengikuti mata kuliahnya.
Disamping itu dia masih berhubungan lagi dengan kekasihnya yang ada di Jakarta. Ia pun tak tahu sampai kapan ia harus menjadi kekasih seseorang yang jauh dari dari pandangannya. Ingin rasanya ia menyudahi semua akan tetapi dia sudah berjanji akan putus dari lelaki itu setelah ia mendapatkan kekasih baru, dan tentunya itu saran atas lelaki itu juga.

“kenapa aku memimpikannya lagi (Dosen itu)” gumam Riana setelah bangun dari tidurnya.

Semenjak Riana Jatuh Hati dengan Dosen itu, tak henti-hentinya ia memimpikanya. Bahkan dalam mimpi tersebut ia sudah menjadi kekasih Dosen itu dan Riana amat sangat bahagia. Akan tetapi lain dalam kenyataannya.
 Itu hanyalah kekasih dalam mimpi dan abstrak adanya.


To be continue...

<maap ya ane baru cari ide lagi nih hehehehe, siapa tahu ada yang mau nambahin>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar