Disuatu desa hiduplah seorang gadis remaja yang
berusia 18 tahun yang bernama Riana. Di kampungnya ia terkenal pendiam, ramah dan jujur. Dia
pintar tapi dia hidup dikeluarga yang sederhana, didalam kesederhanaan tersebut
Riana tumbuh menjadi sesosok wanita yang tegar dan pantang menyerah. Banyak
hal yang diajarkan oleh orang tuanya.
Pada suatu hari setelah lulus dari sebuah SMK di
kotanya Riana berbincang dengan ibunya,
“buk, saya sudah lulus dari SMK dan saatnya saya ingin bekerja membantu
ibu, apakah ibu mengijinkan saya bekerja di Jakarta?’ Tanya Riana dengan
ibunya.
Kemudian ibunya menjawab”kamu mau kerja apa
disana, disana jauh ,kenapa tidak mencari disini saja dekat dengan, ibu”.
“Disana gaji lebih besar daripada disini bu”
jawabnya.
Riana pun sejenak terdiam sambil melihat pandangan ibunya yang sayu. Dalam
hati dia, ia tak tega melihat ibunya ia tinggalkan karena hanya ada adiknya dan
ayahnya saja yang bisa menemani ibunya.
Hari berganti hari dan tak terasa sudah hampir 1
bulan lamanya ia menganggur tanpa mempunyai pekerjaan.
Di suatu malam ketika mereka sekeluarga makan
bersama.
“pak,bu, apakah saya boleh?’’ tanya Riana.
Ayahnya menoleh dengan penuh kasihan. “terserah ibumu nak”.jawab ayahnya.
“Baiklah nak,ibu izinkan kau bekerja disana tapi
hanya satu pesan ibu jangan pernah kamu meninggalkan sholat”. Kata ibunya
Dengan muka gembira dan lega Riana menjawab
“Insyaallah bu, saya tidak akan meninggalkan sholat”.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba
setelah sekian minggu mendaftar dan mencari lewat website. Dia diterima
disebuah Pabrik Elektronik di Jakarta. Dengan penuh tangis ibunya menghantarkan
dia ke Stasiun untuk berangkat menuju Jakarta.
“nak, hati-hati kau disana jaga betul-betul
dirimu,gunakan uang sebaik mungkin”pesan ibunya.
“iya nduk, hati-hati disana dengan lelaki. Lelaki
disana banyak yang berbahaya, jaga betul-betul hartamu”. Pesan ayahnya.
“Iya pak,bu Insyaallah do’a bapak dan ibu selalui
menyertaiku...Ridwan jaga bapak dan ibu ya ,jangan nakal dirumah” jawab Riana
sambil berpesan dengan adiknya
“iya kak” jawab adiknya
Waktu terus berlalu dan berputar, hari berganti
hari, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Sudah 2 tahun Riana
bekerja di Jakarta dan tidak terasa juga sudah 2 tahun dia menjalih hubungan
dengan kekasih hatinya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Hubungan tali kasih
mereka terpaksa kandas lantaran masa kerja Riana yg sudah habis dan dia
memutuskan untuk pulang. Mereka memutuskan untuk tetap menjalin kasih walau
jarak jauh dan walau tanpa ada hujung sebuah pernikahan.
Banyak memories yang mereka lalui berdua di Jakarta, dia menganggap kekasih
dia adalah orang yang slalu menjaga dia disana. Sayangnya dia orang Malaysia dan
tak mungkin orang tua Riana akan menyetujuinya.
“abang, maaf kan saya, saya tak bisa lanjutkan
hubungan kita ini, karena tidak mungkin orang tua saya akan merestuinya, saya
harap abang bisa faham” Sayu mata Riana di suatu tempat makan di malam
terakhirnya bertemu sang kekasih.
“abang bisa faham dengan keadaan Riana, semoga
setelah sampai di desa nanti kamu dapatkan sosok penggantiku yang jauh lebih
baik dariku” jawab lelaki itu.
“thanks abang selalu ada untukku,selalu ada
disampingku dan selalu sabar menghadapiku”
“sama-sama sayang Riana” jawab kekasihnya.
Pukul 02.00 siang Riana bertolak dari Jakarta.
Ibunya sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya. Tepat pukl 04.00 sore Riana
yang dijemput ayahnya tiba dirumah.
Peluk haru tangis dan bahagia bercampur jadi satu lantaran ibunya yang
sangat merinduinya karena sudah 2 kali lebaran mereka tidak berkumpul bersama.
<Singkat cerita>
Riana melanjutkan kuliah di suatu Universitas
Swasta di dekat kotanya, Bukan S1 yang dia ambil melainkan hanya D3 yang dpt ia
tempuh sesuai dengan bugdetnya.
Dikampus itu ia mulai menemukan tambatan hatinya yang baru,sayangnya orang itu
ialah Dosen dia sendiri. Tidak mungkin dia mengatakan suka dengan Dosennya
sendiri. Karena dia tau dia tidaklah cantik dan tidak sebanding dengan dosennya
yang single tampan menawan itu.
“Kapan aku bisa menjadi kekasihmu Wahai Dosenku”
gumamnya dalam hati ketika Dosen tampan itu mengajar. ( hahahha merenung gila)
Tapi suatu ketika ia mendengar bahwa Dosen tersebut
sudah mempunyai kekasih yang mana adalah temannya sendiri. Riana pun tak berani
untuk bertanya tentang kebenaranya. Dia hanya bisa tersenyum sayu dan tidak
bersemangat dalam mengikuti mata kuliahnya.
Disamping itu dia masih berhubungan lagi dengan
kekasihnya yang ada di Jakarta. Ia pun tak tahu sampai kapan ia harus menjadi
kekasih seseorang yang jauh dari dari pandangannya. Ingin rasanya ia menyudahi
semua akan tetapi dia sudah berjanji akan putus dari lelaki itu setelah ia
mendapatkan kekasih baru, dan tentunya itu saran atas lelaki itu juga.
“kenapa aku memimpikannya lagi (Dosen itu)” gumam
Riana setelah bangun dari tidurnya.
Semenjak Riana Jatuh Hati dengan Dosen itu, tak
henti-hentinya ia memimpikanya. Bahkan dalam mimpi tersebut ia sudah menjadi
kekasih Dosen itu dan Riana amat sangat bahagia. Akan tetapi lain dalam
kenyataannya.
Itu
hanyalah kekasih dalam mimpi dan abstrak adanya.
To be continue...
<maap ya ane baru cari
ide lagi nih hehehehe, siapa tahu ada yang mau nambahin>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar